3D view of Eiffel Tower

Warga Binaan Lapas Curup Ciptakan Kompor Berbahan Bakar Oli Bekas

 

 TrotoarNews- Keterampilan yang diberikan oleh Jamhari (56) Warga Binaan Kelas II A Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu baru - baru ini patut diacungi jempol. Pasalnya melalui Program LPK (Lembaga Pelatihan Kerja) Lapas Kelas II A Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Jamhari berhasil menciptakan terobosan baru dengan menciptakan Kompor Berbahan Baku Oli bekas sebagai solusi akan harga tinggi Gas 3 KG untuk dapat dimanfaatkan oleh warga sebagai kebutuhan sehari-hari.


Kalapas Kelas II A Curup, Bambang Wijanarko melalui Ketua Humas Lapas, Nizar merasa bangga akan prestasi yang telah diraih oleh warga binaannya. Kamis (22-06).


Alhamdulillah ini adalah sebuah karya yang patut diapresiasi. Terlebih lagi ciptaan Jamhari berupa Kompor Berbahan Oli Bekas ini merupakan ciptaan pertama yang ada di seluruh Lapas Indonesia. Kompor tersebut sangat ramah lingkungan. Api yang dihasilkan berwarna Biru seperti halnya Kompor Gas. Sangat cocok untuk memasak ", tambahnya.



Ditempat yang sama Jamhari menjelaskan tentang latar belakang terciptanya ide cemerlang Kompor Oli Bekas ini kepada sejumlah awak media. 


"Pada waktu istirahat mengikuti program LPK Lapas Kelas II A Curup, saya iseng-iseng membakar Oli Bekas dengan tujuan untuk membakar sampah dan secara tiba - tiba saya melihat api biru yang terhembus oleh angin. Nah dari sinilah saya mulai mencoba merakit kompor Oli Bekas ini selama 6 bulan. Alhamdulillah saat ini ada sekitar 45 pesanan Kompor Oli Bekas yang harus saya kerjakan bersama rekan - rekan. Untuk harganya bervariasi, mulai dari harga Rp.2 juta hingga Rp.4 juta dan dapat digunakan selama puluhan tahun," jelasnya.


Menariknya ciptaan kompor Jamhari dan rekan-rekan telah bersertifikat Hak Paten yang dikeluarkan oleh Kemenkumham RI. 


"Saya dan rekan - rekan bahkan tim Lapas Curup merasa bangga dimana Lapas Curup merupakan Lapas perdana di Indonesia yang mendapatkan Hak Paten atas karya Kekayaan Intelektual", sampainya.



Editor : Andeka Saputra

Powered by Blogger.